Kyo Rizki Han

Kyo Rizki, Blogger Kuliner Indonesia, Mengulas Cerita Cara Memasak Resep Makanan Khas Indonesia.

Penyelamatan Dramatis Si Matan

kucing kampung

 
13 Desember 2016
Tepatnya hari  selasa pukul 12 malam, Seperti biasa matan dikeluarkan untuk tidur di teras supaya lebih leluasa kalo mau poop, berburu tikus dll. Tak ada prasangka mencurigakan karena kami baru selesai bermain.

Besok paginya yang biasanya Matan udah standbye di depan pintu minta masuk, ini tak Nampak lingker ekornya. Tetap husnudzon mungkin sarapan di rumah tetangga. Menjelang siang gak jua datang ke dapur. Makanan yang biasa kuletakkan di dapur dekat tabung gas tak kelong sama sekali. Tetap husnudzon mungkin nemu cewek yang diincer yang biasanya sampai 3 hari lamanya. Karena lagi ada pesanan nasi kotak ketidakadanya matan dirumah menjadi keuntungan tersendiri. Terbebas sebentar dari si tukang ngerecokin. Ngerusuhin, nyolong ayam, acak – acak sayuran. Mama pun bisa melenggang menyiangi ayam. Tapi tetap aja di relung hati ini sepi. Gak karuan rasanya. Sampai pada malam ke-4 terdengar suara meongan minta tolong dari atas gedung SMK Imelda yang letaknya di sebelah rumah. Aku pikir itu suara billy si kecil coklat yang mirip matan anaknya belle. Karena dia biasa meong-meong nyari emaknya.

Besoknya aku melihat sesosok kucing coklat di atas kejauhan gedung dari jendela dapur mirip sekali matan. seperti tanda bahwa dia meong ke arah rumahnya. Terbersit di pikiran “kalau dia aja bisa nyampe situ, pasti bisa turun” jadi tak terlalu peduli karena insting kucing lebih hebat.
hingga dihari minggu,  karena harus ke binjai menginap  sampai senin aku berusaha melupakan matan. Kulihat matan masih di atas. aku pamit sambil berdoa semoga saat tiba di rumah dia sudah turun. Namun ternyata kegelisahanku makin semerawut. Tak bisa tidur hanya bisa nangis kebingungan. Jika terdengar rintihan meonganya yang parau aku makin gelisah, terngiang – ngiang. Bahkan saat dia tak ada di kanopi itu aku masih merasa matan mengeong meminta tolong. Seperti orang stress hampir frustasi.

Anggota di rumah tak ada yang mau memanjat kesana atau sekedar minta tolong ke satpam, karena memang mereka gak asik. Kalau ada yang nanya apa yang terjadi solusinya sama tapi mereka tak bisa mengerti posisiku disini. Dalam hati selalu berdoa agar matan kuat diatas bertahan sampai aku bisa menolongnya.

Rabu, 21 Desember 2016
suaranya makin rintih serak namun semakin dipaksa untuk mengeong. Mencari akal kalau sampai tak ada yg mau memanjat saat tak ada orang aku sendiri yang akan memanjat meski resiko di treakin maling, kesetrum atau di entup tawon karena pohon mangga disebelah gedung pernah menjadi sarang tawon.

Setiap melihat RU BBM ketika liat statusnya si Nazard selalu ingin minta tolong sama dia. Karena gak tau kenapa seperti hati kecil ini manggil – manggil dia, hasyek. Jangan salah sangkah dulu, nazard ini junior di kampus dulu pernah ngasdosin dia dimata kuliah praktikum Teknologi Pengolahan Bahan Hasil Nabati, sekilas mukanya serem rambutnya keriting rumit panjang. Kalo belum kenal pasti akan nyangka dia brandal tapi diluar itu semua dia sosok lelaki sholeh, rajin ibadah, bahkan pengetahuan agamanya gak diraguhkan. Buku bacaan di kontrakanya Sherlock Holmes dan terjemahan lainnya. Gak salah memang.

Pas chat di BBM langsung to the point aja. Gak lama tanpa pikir panjang dia langsung datang ke rumah. Aku pun langsung menyiapkan rencana yang harus dieksekusi, syukurlah dia gak sendiri bersama si putra yang juga kawan sekelasnya mereka langsung mengkuti instruksi ku.
“oke guys, jadi gini nanti kalian minta izin ke satpam terus bilang mau ngambil kucing kakak yang punya percetakan itu, udah kejebak di atas selama seminggu. Pokoknya cerita sedihlah” sambil menyerahkan headled.
Nazarpun menganggung tanda mengerti
“kalo gak diizinin kak”
“kita manjat secara illegal” meski belum kuceritakan resikonya
“ok” mereka bergerak

Dengan resah aku menunggu memantau memanjat kursi dari teras mengarah ke tempat matan terjebak.  Belum terlihat tanda – tanda apapun. Membantu memanggil matan.
Matan agak liar, dia tak sejinak kucing peliharaan kebanyakan karena dia juga aku pungut dari ujung gang. Masih  penakut dengan orang asing.

Di arah jendela gedung mulai terlihat sinar – sinar headled. Mereka sudah di posisi nazar & putra mulai memanggil matan, tapi matan gak percaya sama mereka, bukan, bukan karena mereka seram. Tapi memang matan belum bisa percaya. (gak mudah mempercayai orang lain, di PHPin itu sakit Sob)
“ngapain bang?” aku dengar suara abang – abang di sana tapi tak terlihat sosoknya
“ ini mau nolongin kucing kakak yang punya percetakan itu”
Dan mereka pun ikut berbondong membantu, sisanya ramai menonton.
“abang tolong halau dari sana ya biar awak tangkap” komando nazar
“siap” abang-abang baru kenal langsung mengambil pipa gala
Grudek… terdengar suara keras, ya Allah apa ada yang terjatuh?. Gimana kalau mereka sampai jatuh cuma gara-gara kucing. Jarak tempat mereka berdiri dengan atap seng rumah kami sekitar 4 meter, lumayan lah tukang kusuk gak kemana…
“Meong meong meong” tiba – tiba matan muncul dari atas seng atap rumah gak jauh dari posisiku memantau. Tapi dia belum langsung turun melainkan masih kebingungan mencari jalan.
nazar dan putra pun turun dengan selamat, meraeka bilang seperti  dalam adegan film Si Jago Merah yang menyelamatkan kucing di atas pohon eh ternyata ular. Misi selesai dan mereka pamit, tak ada yang bisa kubalas, di rumah ada lebih perkedel dan kue mata roda untuk mengganjal perut. Semoga Allah yang membalas mereka.

Aku memanggil – manggil Matan sampai akhirnya dia turun lewat pohon kare depan rumah. Alhamdulillah. Senang bukan main, kugendong dia menuju dapur dan langsung memberinya makan. Dia masih trauma berat sampai tak mau ditinggal padahal makananya di depan mata. Badannya Kurus, bulunya kasar dan kusam, sinar matanya redup. Sungguh membuat terenyuh,  Aku mulai memulihkan traumanya perlahan – lahan. Memeluknya, menggendong, mengajak bermain permainan yang dia suka.

 Semoga kejadian ini tak terulang lagi, aamiin,Makasih ya Allah, makasih Nazard & Putra, makasih abang – abang Mahasiswa yang bantuin, security, teman BBM yang doain dan mencoba menenangkan aku.

Posting Komentar

0 Komentar