Kenapa Harus Berkunjung ke Museum Perkebunan Indonesia 2 ?
Museum Perkebunan Indonesia II adalah salah satu tempat wisata sejarah di Medan .
Banyak orang beranggapan berwisata ke Museum adalah hal yang membosankan karena di dalamnya hanya terdapat pajangan atau diorama koleksi museum yang kuno jadul. Pengunjung museum biasanya anak-anak yang sedang program study tour dari sekolah dengan budget terbatas.
Tapi itu dulu sekali sebelum saya menonton film Night at the Museum yang menceritakan Sosok Larry Daley diperankan oleh Ben Stiller sebagai penjaga Museum pada malam hari dan mengalami kejadian tak terduga yaitu seluruh patung yang ada di Museum hidup sampai matahari terbit. Dari situlah saya tertarik berkunjung ke museum – museum jika sedang melancong ke daerah lain di Indonesia.
Ternyata di kota Medan banyak museum dan tempat bersejarah yang sangat layak untuk dikunjungi. Salah satunya dalah museum perkebunan Indonesia II yang berada di Gedung BKSPPS, Jl.Pemuda, Aur, Medan Maimun.
Musperin II menjadi saksi kejayaan Sumatera Utara pada masa penjajahan sebagai daerah penghasil komoditi tanaman industri berkualitas di Indonesia yang tersohor hingga mancanegara. antara lain tanaman sawit, tembakau, tebu, karet, kopi dan teh.
Benarkah museum adalah tempat yang membosankan ?
Saya menjawab tidak, karena mengunjungi Musperin II seperti masuk ke Lorong waktu apalagi datang bersama rombongan teman-teman dari Blogger Medan Blog M. setibanya di Museum kami registrasi HTM. Rp. 25.000 mendapatkan gelang sekaligus tiket masuk dan souvenir lilin aromatik & teh hasil perkebunan.
Kami dipandu oleh kak Annisa yang sangat informatif dan ceria dalam menyampaikan setiap detail kisah koleksi museum, beliau sudah hapal luar kepala dah. Di lantai dasar terdapat cafe AVROS buat kamu yang gak sempat makan atau minum bisa singgah dulu disana, secara museum ini terdiri dari 4 lantai jadi butuh energi supaya bisa on hingga tour selesai.
Setiap koleksi memiliki kisah
Saya sempat berfikir apakah benda-benda ini hidup dan beraktifitas pada malam hari seperti di film? wwkwkkw. Tapi yang pasti setiap koleksi memiliki ceritanya tersendiri. Seperti lukisan yang menggambarkan mess sementara untuk pekerja yang baru tiba di kota Medan sebelum ditempatkan di perkebunan. Terbayangkan betapa sulitnya kehidupan masalalu sebagai pekerja kebun. Apakah dulu nenek kakek saya juga sempat merasakan nya?
Kakek salah satu pekerja kebun yang ditempatkan di perkebunan Langkat, julukan mereka Jakon ( Jawa Kontrak ) berangkat dari pulau Jawa naik kapal laut berbondong-bondong.
Yang Iconic dari Musperin II jam lonceng manual yang dibuat di Prancis lalu dibawa ke Indonesia oleh Belanda sebagai patokan waktu bagi para pekerja. Bunyinya bisa sampai ratusan kilometer tapi kalau sekarang hanya terdengar sampai Restorant Tip Top.
Jam ini berbunyi setiap 1 jam sekali bunyi loncengnya disuaikan dengan jumlah jam berapa. Kalau jam 6 sore maka akan berdentum enam kali.
Barang – barang di dalam Gedung bergaya khas Eropa Klasik yang dipakai oleh staf kantor masih asli dari sejak pertama begitu juga dengan bangunan yang belum pernah di renovasi.
Saya tidak akan Panjang lebar
menjelaskan detail sedikitnya ada 75 koleksi yang dihibahkan oleh Royal
Rotterdam Lloyd dan Musperin I yang dihibahkan untuk Musperin II. Supaya kalian
datang sendiri ke sini untuk merasakan pengalamanya. kalau bisa ramai-ramai biar seru.