Sudahkah Kita Memaafkan Diri Sendiri?
by
Kyo Rizki Han
- Kamis, April 12, 2018
Pernah
gak berada dalam posisi merasa sangat bersalah pada seseorang karena omongan atau perilaku kita yang tanpa sengaja
menyakitkan perasaan?
Aku
sedang dalam posisi itu. Itulah mengapa kita sering dilarang berkata – kata
kasar saat sedang marah. Bahkan dianjurkan duduk jika marah dalam posisi
berdiri dan berwudhu lalu memperbanyak istighfar untuk mengusir setan yang
membelenggu.
Aku
telah berhasil diperdaya hingga mengatakan perkataan yang membuat saling serba
salah saat hendak berkomunikasi. Ini sangat mengganggu hubungan pertemanan yang
sudah sangat lama terjalin.
Berawal
saat Ia mempercayakan desain undangan pernikahannya pada Aku , tapi ternyata
hasil yang Aku buat jauh diluar ekspektasi. selama proses pengerjaan dan
revisi karena komunikasi hanya melalui
whats app ditambah mood dan rasa lelah akhirnya hal yang tak diinginkan pun
terjadi. (yang biasa sering desain pasti sering merasakan ini) walaupun kalau
untuk profesional kerja Aku gak boleh begitu.
Sejak saat itu untuk komunikasi selanjutnya Aku merasa canggung, karena
mungkin ia merasa takut membuat Aku marah dan komunikasi tak sesering dan
sehangat dulu.
Kalian
tau salah satu hal yang paling Aku benci? Nggak tau dan gak peduli sih. Membuat
orang lain apalagi orang terdekat kecewa, sakit hati, atau tersinggung karena sikapku
adalah hal terburuk. Walaupun Aku belum
tau apa yang sebenarnya Ia rasakan bisa jadi justru lebih buruk. Kekhawatiran yang
Aku buat sendiri benar – benar mengganggu hati dan fikiran selama berminggu –
minggu bahkan berbulan – bulan.
Bahkan
hingga hari akad nikah, Aku dan sahabat kami satu lagi tidak bisa hadir karena
kesibukan masing – masing yang tak bisa ditinggalkan. Saat resepsi pun Aku tak
sempat ngobrol dengan nya, hanya menyapa sekali saat hendak pamit pulang. Karena
kawan – kawan lainnya sudah pulang duluan karena tugas telah selesai.
Sahabat
yang dulu selalu mengomel tentang apapun sudah dewasa sekarang, sudah jadi
istri orang. Yang kurasakan adalah seperti sudah lepas satu tugas ku mengemong Ia. Tinggalah satu lagi yang sebenarnya
tak terlalu ku kuatirkan karena dia lebih sering menyeruput pahit hidup.
Baik – baik kalian ya semoga bisa berkumpul di
surga kelak. Mohon Maafkan Aku agar aku bisa
memaafkan diri sendiri yang telah mencampuradukkan urusan persahabatan, bisnis,
dan perasaan.
Love
you …