3 Kelakuan Menyebalkan yang Sering Terjadi Saat Rewang
Rewang sebagai identitas kearifan lokal budaya masyarakat Indonesia
sumber : https://www.artstation.com/artwork/zD8RAQ |
Sehabis Ashar beberapa bulan lalu tetangga belakang rumah meninggal dunia dan jenazah masih dalam perjalanan dari rumah sakit untuk disemayamkan di rumah, para jiran dan keluarga terdekat bergotong royong membereskan rumah.
Selepas tahlil malam pertama adik mendiang datang ke rumah minta izin untuk memakai halaman belakang sebagai tempat memasak aku pun mengiyakan, pukul 07.00 WIB rewang pun dimulai.
Satu persatu tetangga mulai
berdatangan mengambil tempat, pisau ditangan masing-masing lalu saling bertarung
mengerjakan apa saja yang bisa dikerjakan. mulai kupas kupas bawang sekaligus kupas aib orang, petik
cabai, siangin ikan, potong sayuran dan lainnya.
Jobdesc menanak nasi punya kasta tersendiri, karena ini yang menentukan keberhasilan kepala rewang, nasi yang dimasak skala besar tentu punya tantangan berbeda makanya butuh skill dan experience Tingkat tinggi fee nya berbeda untuk di acara kawinan.
Rewang atau Rewangan berarti “Bantu atau membantu” bermakna sebagai sebuah tradisi yang diserap dari daerah Jawa yang merupakan kegiatan yang dilakukan dengan membantu tetangga atau kerabat maupun saudara yang sedang memiliki hajatan atau duka cita. Biasanya bantuan yang diberikan dapat berupa tenaga maupun materi.
Sebagai wanita muda perkotaan eeak, Perempuan seusia saya masih agak jarang diberikan tanggung jawab rewang karena dianggap belum “liget” dan tidak terbiasa di dapur makanya kebanyakan ya kaum ibu-ibu paruh baya sang ras terkuat di bumi.
Belakangan dalam hajatan keluarga saya mulai dipanggil untuk ikut rewang bahkan pegang kendali masak bukan sekedar kasta iris – iris kupas bawang. Itu juga setelah melihat track record dagang kyokue yang masih bertahan.
Sebenarnya banyak sekali hal-hal menyenangkan yang saya dapatkan saat rewang, tapi saya mau cerita menyebalkannya dulu karena beberapa agak annoying bagi saya yang sebaiknya gak perlu ada dan ditinggalkan walaupun agak sulit.
Ghibah sebagai Bumbu Penyedap
Tentu saja bukan melezatkan makanan tapi menambah cita rasa suasana rewang agar semakin akrab. Topiknya pun hulu ke hilir jika tiba-tiba subjek yang diceritakan mampir ke dapur maka topik dan sudut pandang cerita dianulir. Titik paling menyebalkan apabila yang menjadi topik aib mendiang yang jasadnya saja belum dikebumikan, atau kondisi rumah mendiang. Supaya tidak melebar saya mulai mengacau “wak… ini nasiknya udah matang belum?”… “Buk… sambalnya kurang garam gak”
Kebiasan Ghibah memang sulit diberantas sebaiknya liat liat sekon juga kali ah. Kalau anak atau keluarganya mendengar kan pasti terpukul.
Bungkus Diam – Diam
Sekitar 2 tahun lalu seorang kerabat meminta tolong saya untuk menjaga rendang di acara resepsi pernikahan adik bungsu nya. Saya bingung kenapa bukan dari pihak keluarga yang dipercaya, justru katanya ada beberapa saudara yang bungkus rendang, lauk , dkk diam-diam di dapur saat tuan rumah sibuk di depan menyambut tamu.
Saya fikir bukankah gak apa-apa ngebontot namanya juga saudara sendiri saling berbagi, ternyata menurutnya gak apa-apa ngebungkus kalau acara sudah selesai karena saat resepsi adik satunya acara belum selesai tamu masih berdatangan lauk sudah raib dan ketauan bersembunyi dalam rantang masing-masing keluarga.
Pada hari H tugas saya memegang kunci kamar yang menyimpan rendang bertampah tampah, seperti menjaga harta karun, tiap ada porter yang mau refill meja prasmanan saya pun membuka kunci pintu kamar tersebut. Kasta saya lebih tinggi dari penanak nasi bukan , HAHAHA…
Berbagi Kisah Misteri
“kemarin malam anakku yang SMA pas pulang lewat belakang jam 12 malam tiba-tiba di depannya jatuh benda bulat seperti kelapa padahal dia lewat dibawah pohon rambutan, dia langsung ngacir lari sekencangnya pulang ke rumah”
Jangan suudzon buk, mungkin itu kepala kuyang wkwkwkkw
“lah waktu itu aku liat ngapainlah bapaknya Bayu nyapu halaman malam-malam, tapi pas kudekati kok tinggi hitam besar beda sama bapaknya Bayu “
Aku sebagai warga baru pura – pura mancing, buk, itu rumah kosong belakang rumah ibuk udah ada penghuninya lah ya sekarang ? oh kalo itu dari dulu udah ada di sumur depan. (salah nanya)
Ibuk divisi rajang sawi putih ikut nimbrung “ itu Yo, pohon-pohon pisang belakang rumah kan sebelahnya tanah kosong, nah dulu disitu ada rumah panggung lama, tiap yang lewat pasti dinampakkan, kalo pocong yang dibalik pohon pisangnya biasa iseng ngintip-ngintip ci luk ba…
Dalem hati Thanks ya buk ibuk To Much Information banget ini mah untuk aku yang lemburan di dapur kadang sampai jam 1 malam sambil buka jendela biar angin masuk gak sumuk kena panas uap kompor.
Lokasi -lokasi yang buk ibuk rewang ceritakan tadipun sering kuliat-liat pula dari jendela sembari nunggu ngegoreng pastel, kan gak lucu tiba-tiba pocongnya ci luk ba minta suapin pastel wkwkkw…
Bukan songong sok berani, cuma karena daerah lingkungan rumahku rawan maling, aku jadi rajin pantau-pantau dari jendela mana tau ada gelagat oknum mencurigakan bisa langsung ku rekam atau treak gitu.
“Lah kyo gak takut? masak tengah malam nengok-nengok dari jendela?” ibuk divisi kupas bawang heran.
Bisa dibilang rasa kesal ku lebih besar dari takut, soalnya pisang udah mau panen digondol maling, penasaran aja sama pelakunya kalau kepergok rencana mau kusiram larutan air merica + pewarna merah.
Pembahasan perihal eksistensi makhluk astral ini memang gak ada habisnya, ada aja versinya. mungkin dianggap kebanggaan tersendiri ketika berhasil berinteraksi dengan mereka. Aku pribadi yo ora urus, cuma plis deh kenapa harus dimomen lagi duka cita dan gak semua orang punya punya privilege keimanan yang tebal.
Semoga Tradisi Rewang Bisa Terus Lestari
Banyak lagi hal – hal menyebalkan
lainnya nanti kalau cocok kita lanjut part 2 yaa. Diluar itu aku senang dengan
budaya rewang ini, Tentu ada positif negatif nya kita tinggal pandai membawa
diri dan ambil rendangnya hikmahnya.
Saya jadi dapat ilmu baru dalam style memasak, jadi tau bahan-bahan dan metode yang digunakan, jadi kenal tetangga yang tadinya tidak saling kenal, jadi tau spot-spot demit nangkring di sekitar rumah, dan banyak hal lainnya.
Kalau kelian punya pengalaman
apa ? kira-kira kalau Gen Z udah ibu-ibu ngerewang bahasan nya apa ya ...